in

5 Penulis Berbakat Indonesia yang Karyanya Diterjemahkan Dalam Berbagai Bahasa

Indonesia bisa dikatakan sebagai gudangnya sastrawan hebat. Karya-karya anak negeri tak kalah keren kok dengan tulisan dari penulis-penulis negera lain. Pun, karya mereka juga sudah go international karena dianggap sangat menarik untuk dipelajari. Maka dari itu, tak jarang hasil karya dari para penulis berbakat Indonesia diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa asing.

Karena ada begitu banyak penulis berbakat yang dimiliki bangsa ini, sudah sepatutnya kita berbangga hati. Nah, mau tahu siapa saja mereka? Berikut adalah lima penulis berbakat Indonesia yang karyanya sudah go international dan diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Yuk kita simak bersama!

1. Goenawan Mohamad

Siapa yang tak pernah mendengar nama besarnya. Dia adalah salah satu sastrawan terkemuka di Indonesia yang karyanya bahkan sudah dibaca hingga ke luar negeri. Lahir di Batang pada 29 Juli 1941, Goenawan semasa muda lebih dikenal sebagai penyair. Bersama beberapa kawannya, dia kemudian mendirikan majalah berita Tempo pada tahun 1971. Sayangnya, tahun 1994 penerbitan Tempo dihentikan karena dianggap terlalu keras mengkritik rezim Orde Baru.

Goenawan Mohamad [ Image Source ]
Goenawan Mohamad [ Image Source ]
Setelah Soeharto jatuh pada 1998, barulah Tempo dibuka kembali. Untuk memperluas cakupan dari kantor berita ini, Tempo kemudian mengeluarkan surat kabar harian yang disebut Koran Tempo. Setelah menjabat selama dua periode (1971-1993 dan 1998-1999), Goenawan akhirnya berhenti sebagai wartawan. Meski begitu, dia tetap setia untuk berkarya di dunia seni dan sastra.

Soal karya tak perlu ditanya, karena tulisan-tulisan Goenawan sudah menembus hingga ke tingkat internasional. Seperti misalnya, kumpulan puisi dalam Parikesit (1969) dan Interlude (1971) telah diterjemahkan ke bahasa Belanda, Inggris, Jepang, dan Perancis. Bukunya yang berjudul Tuhan dan Hal Hal yang Tak Selesai (2007) juga sempat dibuat edisi bahasa Inggrisnya dengan judul On God and Other Unfinished Things. Buku tersebut diterjemahkan oleh Laksmi Pamuntjak.

2. Andrea Hirata

Karya-karya Andrea Hirata yang begitu cemerlang di dunia sastra berhasil membuat para pembaca kagum padanya. Selain jago merangkai kata, pria kelahiran Belitung, 24 Oktober 1967, ini juga dikenal sebagai seorang akademisi. Andrea sempat mengenyam pendidikan di luar negeri, ketika dirinya mendapat beasiswa program master di Universitas Sheffield Hallam, Britania Raya.

Andrea Hirata [ Image Source ]
Andrea Hirata [ Image Source ]
Kala itu, tesis Andrea yang ditulis untuk bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari universitas tersebut dan dia bahkan berhasil lulus cum laude. Sekarang, tesis tersebut telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia dan menjadi buku teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia.

Selain itu, novel-novel yang dikarangnya juga mendapat apresiasi yang sangat positif dari pembaca di luar negeri. Terbukti, tetralogi Laskar Pelangi sudah diterjemahkan ke dalam 21 bahasa, termasuk Jepang dan Italia. Dan karyanya itu juga telah menjadi Best Seller Internasional. Wah, keren sekali ya!

3. Buya Hamka

Pria yang masuk dalam daftar Pahlawan Nasional Indonesia ini memang dikenal dengan karya romannya yang menyentuh hati. Tentunya, kamu masih ingat dengan film Tenggelamnya Kapal Van der Wijck yang langsung bikin publik terpikat dengan karakter Zainuddin dan Hayati. Selain novel tersebut, Di Bawah Lindungan Ka’bah juga sudah diangkat ke layar lebar beberapa waktu lalu.

Buya Hamka [ Image Source ]
Buya Hamka [ Image Source ]
Karya roman dari Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan nama penanya, Hamka, juga telah diterjemahkan ke bahasa asing, termasuk Arab. Tak hanya aktif di dunia sastra, Hamka juga dikenal sebagai tokoh terkemuka Muhammadiyah. Dia sempat menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama.

Di bidang akademik, Hamka juga sering diminta untuk mengisi seminar dan ceramah. Untuk segala kontribusinya, Universitas al-Azhar dan Universitas Nasional Malaysia pernah mengganjarnya dengan gelar doktor kehormatan, sementara Universitas Moestopo, Jakarta, telah mengukuhkan Hamka sebagai guru besar.

4. Pramoedya Ananta Toer

Berbakat dan berani. Dua kata itu bisa menggambarkan sosok Pramoedya Ananta Toer yang begitu cemerlang dengan karya-karya sastranya. Lahir di Blora, Jawa Tengah, dia dianggap sebagai salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia. Selama masa hidupnya, Pramoedya diketahui telah menghasilkan lebih dari 50 karya. Dan semuanya telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing.

Pramoedya Ananta Toer [ Image Source ]
Pramoedya Ananta Toer [ Image Source ]
Sastrawan yang meninggal pada 30 April 2006 ini sebetulnya memiliki nama Pramoedya Ananta Mastoer. Namun kata Mas kemudian dihilangkan dari Mastoer, karena dianggapnya terkesan aristokratik. Selama berkecimpung di dunia sastra, Pramoedya pernah dibui selama 3 tahun pada masa kolonial dan 1 tahun pada masa Orde Lama. Bahkan, rezim Orde Baru pernah menahannya selama 14 tahun, tanpa melalui proses pengadilan sama sekali.

Untuk segala kontribusinya di dunia sastra, Pramoedya telah diganjar dengan berbagai penghargaan, seperti Ramon Magsaysay Award, Wertheim Award, UNESCO Madanjeet Singh Prize, Doctor of Humane Letters, dan masih banyak lagi.

5. Chairil Anwar

Karyanya yang berjudul “Aku” masih diperdengarkan hingga sekarang. Ya, siapa lagi kalau bukan Chairil Anwar. Lahir di Medan, Sumatera Utara, pada 26 Juli 1922, Chairil kerap dijuluki “Si Binatang Jalang”. Puisi-puisi yang ditulisnya memang sangat mengena di hati. Hal ini karena Chairil sangat cerdas dalam memilih kata yang sangat pas dan apik.

Chairil Anwar [ Image Source ]
Chairil Anwar [ Image Source ]
Kecintaannya pada karya sastra, terutama puisi, dimulai ketika dia dan ibunya pindah ke Jakarta pada 1940. Dia pertama kali mempublikasikan puisinya pada tahun 1942. Sejak itu, Chairil pun semakin aktif menulis dan memasukkan beragam tema dalam puisinya. Sayangnya, kondisi fisik Chairil tak seprima karya-karya puisinya.

Dia bahkan akhirnya meninggal di usia yang masih muda, yakni 27 tahun. Menurut pengakuan beberapa kerabatnya, Chairil memang sudah sejak lama menderita sakit, dan diperkirakan dirinya meninggal akibat TBC. Meski begitu, karya dari pujangga ini tetap dikenang sampai sekarang. Bahkan, karya-karya Chairil sudah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa asing, antara lain bahasa Inggris, Jerman, bahasa Rusia dan Spanyol.

Inilah lima penulis berbakat Indonesia yang karyanya sudah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Jadi, jangan cuma mengagumi karya sastra dari penulis luar negeri, karena bangsa kita juga punya banyak sastrawan keren kok.

Written by Destriyana

Leave a Reply

5 ‘Civil War’ di Dunia Nyata ini Lebih Gahar dari yang Ada di Film Bioskop

Kejeniusan Al-Kindi Sempat Jadi Sumber Kedengkian Orang-Orang di Sekitarnya [ Image Source ]

Al-Kindi, Filsuf Muslim Pertama yang Kejeniusannya Memukau Dunia