in

Wajib Dengar! 7 Musisi Ini Pernah ‘Tampar’ Pemerintah Lewat Karya-Karyanya

Banyak cara yang digunakan oleh warga Indonesia untuk mengekspresikan kritikannya terhadap pemerintah. Seperti demo-demo yang dilakukan oleh para mahasiswa dan ormas, atau kritik pedas yang disampaikan di televisi melalui program seperti Indonesia Lawak Club (ILC) di salah satu stasiun televisi nasional. Namun, berbeda dengan mereka, para musisi memiliki caranya sendiri dalam mengkritisi.

Namanya juga pekerja kreatif, kritikan yang mereka hasilkan juga merupakan sebuah produk yang bisa dinikmati oleh banyak kalangan. Ya, kritikan tersebut berbentuk sebuah lagu, yang memang khusus diciptakan jika ada sesuatu yang janggal di pemerintahan dan butuh untuk segera dikritisi. Tidak jarang musisi kita yang mengungkapkan kritikannya lewat karya, mereka pun kebanyakan adalah public figure yang kita kenal. Siapa saja mereka? Lihat daftarnya pada ulasan berikut ini.

1. Iwan Fals, Ciptakan Karya yang Gamblang tapi Sehat

Musisi legendaris seperti Iwan Fals ini memang sudah sepatutnya kita puji karya-karyanya. Sudah mengudara hampir 40 tahun, banyak karya brilian yang lahir dari otak cerdas musisi yang bernama asli Virgiawan Listanto ini. Dari sederetan lagu-lagunya, ada satu yang terekam dengan baik di memori kita, liriknya pun sederhana namun maknanya sangat menusuk.

Lagu tersebut adalah Surat Buat Wakil Rakyat, yang diciptakan pada tahun 1987. Kala itu ia sedang mengkritisi para pejabat yang doyan foya-foya serta keseringan tidur dalam sidang paripurna. Dalam liriknya, ia juga menyebut DPR yang memang dikhususkan dalam lagu ini. Selain itu, ada pula Tikus-Tikus Kantor dan Serdadu yang juga ditujukan untuk para wakil rakyat.

2. Efek Rumah Kaca, Menyelipkan Bunga-Bunga Kata pada Setiap Liriknya

Tak heran jika Efek Rumah Kaca, band indie yang digawangi oleh Cholil Mahmud ini menyajikan lagu dengan lirik-lirik yang luar biasa. Mereka merupakan band yang berkali-kali diberi penghargaan oleh MTV dan juga Rolling Stone Indonesia. Meski tak panjang, lirik dari lagu-lagunya sangat padat dan sarat makna.

Salah satu lagunya yang terkenal berjudul Di Udara. Di sana Cholil dkk mengekspresikan pemikiran mereka terhadap kematian aktivis Munir yang terkesan direncanakan oleh pemerintah. Banyak dari mereka yang mendengarkan lagu ini mengaku merindingi ketika dimainkan. Selain itu, Efek Rumah Kaca juga memiliki lagu Jalang serta Menjadi Indonesia yang juga adalah sebuah kritikan.

3. Slank, Aktif ‘Serang’ Acara Pemerintah

Sudah bukan rahasia lagi jika Slank banyak berkontribusi dengan pemerintah. Selain menciptakan karya-karya yang menohok, mereka juga ikut berpartisipasi misal dalam konser kemerdekaan atau juga ikut bersuara tentang pemerintahan yang bobrok. Meski penampilannya yang rocker abis itu, ternyata Slank juga peduli dengan negaranya.

Kepeduliannya tertuang dalam kritikan yang mereka sampaikan lewat lagu. Ingat lagu Seperti Para Koruptor? Ya, lagu tersebut merupakan karya Bimbim cs untuk menyuarakan pendapatnya. Sudah jelas tertera di judul lagu itu diperuntukkan kepada siapa. Selain itu, Slank juga memiliki lagi Gossip Jalanan yang juga diciptakan untuk mengkritisi para pejabat.

4. Bimbo, Pernah Dicekal

Kala itu, nama band Bimbo sedang tinggi-tingginya digemari oleh para muda-mudi tanah air. Banyak sekali karya yang diciptakan tanpa bau-bau negara. Lirik lagu yang amat manis biasanya menjadikan lagu-lagu dari Bimbo menjadi alunan ketika sedang pergi berkencan.

Namun, tahun 1976 Bimbo mengeluarkan sebuah lagu bertajuk Tante Sun. Tidak lama setelah lagu itu dipopulerkan, karya yang apik tersebut harus dicekal karena dirasa Bimbo menyindir istri-istri pejabat. Padahal, niatnya hanya ingin membangun kritik agar Indonesia lebih baik lagi.

5. Navicula, Malah Eksis di Luar Negeri

Berbeda dari jajaran band di atas yang mengusung genre pop, band asal Bali ini membawa aliran grunge pada setiap karyanya. Pada awal kemunculannya, mereka sering membawakan lagu-lagu yang berisikan tentang lingkungan. Bahkan mereka sering terlibat proyek dengan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) untuk berdiskusi.

Namun, pada tahun 1996, Navicula mengeluarkan lagu yang berjudul Mafia Hukum yang ditujukan kepada pemerintah Indonesia. Mereka mengkritisi sistem hukum yang berjalan tak semestinya. Lama tak ada kabar dan tak pernah main di panggung sendiri, Navicula ternyata lebih aktif manggung di luar negeri. Mungkin karena mereka pernah hampir dihabisken setelah lagu Mafia Hukum keluar.

6. Melancholic Bitch, Kritisi Orde Baru

Mungkin banyak dari kalian yang tak pernah mendengar nama band ini. Namun rupanya, band ini sudah terbentuk dan berkarya bahkan sebelum Noah dan Sheila on 7 hadir. Fokus karya-karyanya memang untuk kritisi kinerja pemerintah, seperti yang ditegaskan sendiri oleh punggawanya, Ugoran Prasad, dilansir dari tirto.id.

Ketika awal debutnya, mereka mengeluarkan album yang bertajuk NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) yang merupakan propaganda orde baru di era 1980an. Sangat jelas tujuannya bahwa Melancholid Bitch ingin anak muda tahu kondisi negaranya dengan cara yang mudah, yaitu mendengarkan lagu-lagu mereka.

7. Trio Lestari, Mengaku Kritik Sehat Bukan untuk Nyinyir

Dua tahun silam, Trio Lestari yang digawangi oleh Glenn Fredly, Tompi dan Sandhy Sondoro ini mengeluarkan album barunya yang berjudul Wangi. Banyak media yang mengutarakan bahwa dalam album ini mereka sengaja memparodikan para pejabat di pemerintahan. Namun, Glenn cs mengaku menciptakan karya secara sehat, dalam rangka menyampaikan kritik dan bukan untuk menyindir.

Dilansir dari detik.com, mereka pun mengaku terbuka jika ada kritikan yang akan dilayangkan untuk Trio Lestari. Dalam album barunya tersebut ada 10 lagu dan di antaranya, ada yang berjudul La La Song sebuah kritik santai yang disampaikan Trio Lestari terhadap negara.

Selain ketujuh musisi di atas, sebenarnya masih banyak lagi mereka yang tuangkan perasaannya terhadap kinerja pemerintah lewat lagu. Namun sayangnya, kadang lagu tersebut malah tidak mengudara, alhasil tak dikenal dengan baik oleh rakyat Indonesia. Menurut penulis, hal yang dilakukan para musisi ini cukup logis mengingat kritikannya tersebut bisa dinikmati semua orang dan tidak merugikan, daripada turun ke jalan dan membuat keributan.

Written by Harsadakara

English Literature Graduate. A part time writer and full time cancerian dreamer who love to read. Joining Boombastis.com in August 2017. I cook words of socio-culture, people, and entertainment world for making a delicious writing, not only serving but worth reading. Mind to share your thoughts with a cup of asian dolce latte?

Leave a Reply

Siap Hidup Tersiksa atau Bunuh Diri, Inilah 5 Fakta Wanita yang Hidup di Ranah Konflik

4 Tokoh Penting Indonesia yang Diam-Diam Punya “Gunung Emas” di Pulau Bebas Pajak