in

Cantik dan Gahar, Tapi 5 Alasan ini Bakal Membuatmu Pikir-Pikir Kalau Menikahi Polwan

Nggak hanya cantik, profesi juga merupakan kriteria yang harus diperhatikan kala mencari istri. Pasalnya, pekerjaan yang dijalani kadang merepresentasikan karakter dan perilaku. Misal nih, kalau punya istri guru TK, dia bakal telaten banget terhadap suaminya. Pun begitu dengan punya istri seorang ekonom, ia pasti hitung-hitungan banget soal duit. Bahkan kalau ada kembali Rp 500 bakal diminta tuh, buat investasi katanya.

Jika punya istri guru TK dan ekonom maka bakal begitu, lalu kira-kira bagaimana dengan Polwan? Hmm, membayangkan ini pasti menyenangkan ya. Apalagi kalau wujudnya macam Bripda Frestya yang bikin cowok naksir ampun-ampunan. Punya istri polwan memang terkesan menyenangkan dan bikin bangga, tapi ternyata juga banyak nggak enaknya. Misalnya saja soal waktu dan juga hal-hal lainnya.

Ulasan ini nggak ada maksud apa-apa, hanya ingin memandang dari sisi lain akan sebuah fenomena memiliki istri tukang gebug maling. Seperti apa? Simak ulasannya berikut.

1. Quality time? Ngimpi mas!

Berbicara soal rumah tangga, jelas quality time adalah hal penting. Harmonis nggaknya hubungan, bisa bergantung dari unsur ini. Sayangnya, waktu berharga ini kadang agak susah didapatkan oleh suami istri yang wanitanya jadi polwan. Alasannya? Ya, jelas karena interupsi kadang bisa datang kapan saja. Bahkan saat mesra-mesraan.

Ilustrasi Polwan bertugas [Image Source]
Bayangkan, lagi enak-enaknya berdua sembari suami berkata menggoda, “bapak kamu tukang ledeng ya dek,” si istri menjawab sambil senyum-senyum, “kok tahu mas”, kemudian ketika suami bakal melanjutkan rayuan mautnya, HT istri bunyi dan disuruh ke markas gara-gara ada ibu-ibu naik matic ngajak ribut supir truk dan bikin huru-hara. Gagal total bukan quality time idaman? Yang seperti ini bisa terjadi setiap saat, bahkan ketika melakukan ritual regenerasi keturunan.

2. Suami jadi prioritas, tapi negara jauh lebih penting

Menikahi Polwan berarti harus siap diduakan sejak awal. Bukan dengan selingkuhan tentu saja, tapi tugas-tugas negara. Sarapan pagi suami penting memang, tapi masih kalah urgensinya sama maling kompleks sebelah. Begitu dengan melayani suami, itu juga penting tapi masih kalah prioritas daripada tugas mengejar begal ke kota sebelah.

Negara jadi prioritas [Image Source]
Tidak enaknya jadi suami Polwan ya begini ini. Harus siap ngalah dengan semua tugas istri. Tapi, ini risiko yang harusnya sudah dipikirkan sejak awal, bahkan saat masih pacaran. Memilih istri Polwan memang harus rela berbagi dengan semua orang, maksudnya negara.

3. Sifat Polwan yang keras, tegas dan disiplin

Menjadi seorang penegak hukum memang harus memiliki tiga hal ini, keras, tegas, dan disiplin. Hal ini bukan buat gaya-gayaan, tapi memang memiliki tujuan dan itu vital. Nggak mungkin mau nangkap maling lalu bilang, “Sampean saya tangkap ya, ayo sini tangannya saya borgol”. Harus yang tegas biar ditakuti dan ada wibawanya.

Karakter Polwan yang keras dan tegas [Image Source]
Ini ada enaknya tapi juga tidak bagi para suami yang beristrikan Polwan. Gara-gara bawaan sifat keras macam begini akhirnya terbawa dalam nuansa rumah tangga yang harusnya damai, kalem, dan menenangkan. Belum lagi soal karakter, suami kadang bisa terbanting image tegasnya dengan sang istri.

4. Rata-rata temannya Polisi, rawan cemburu tingkat dewa

Cemburu adalah hal yang memang harus ada dalam setiap hubungan. Buruk kalau kebanyakan, tapi jadi bukti tak sayang kalau eksistensinya lenyap. Harus yang pas. Tapi, agak susah maintain cemburu kalau pasangan adalah Polwan. Alasannya sudah jelas karena temannya rata-rata polisi.

Rawan Cemburu [Image Source]
Tak hanya dalam lingkungan, ketika bekerja pun juga demikian. Kadang Polwan harus bersama dengan rekan-rekan prianya selama berhari-hari untuk melacak penjahat. Ini kalau si suami tidak punya hati yang besar, pasti bakal cemburu luar biasa. Bukan salah si istri juga sebenarnya, memang kondisi pekerjaannya macam begitu. Kalau mau teman gaulnya sama bocah ya silakan disuruh berhenti dan paksa lamar jadi guru playgroup.

5. Rawan jadi duda muda

Kalau kamu ditanya, pekerjaan apa sih yang paling berisiko kematian? Jawabannya tak lain adalah Polisi. Rasanya tak perlu dijelaskan panjang lebar ya soal ini. Kamu pasti sudah tahu sendiri risiko berhadapan dengan penjahat itu sebesar apa. Lantaran Polwan juga berada di institusi yang sama, maka jelas mereka pun memiliki risiko yang serupa.

Polwan juga bertaruh nyawa [Image Source]
Nyawa memang urusannya Tuhan, tapi berbicara soal probabilitas, maka kemungkinan Polwan pergi duluan memang besar. Setidaknya, kalau dibandingkan dengan guru, Polwan lebih memiliki risiko itu. Tapi, kadang Polwan hanya ditempatkan di bagian administrasi atau keuangan, jadi sepertinya para suami bisa bernapas lebih lega.

Memiliki istri Polwan memang ada tidak enaknya, tapi sisi sebaliknya juga banyak. Misalnya saja soal finansial keluarga yang bakal pasti terdongkrak, sampai tentang rasa bangga. Ya, tidak semua pria bisa menaklukkan wanita-wanita tukang sikat penjahat. Setiap profesi ada plus minusnya masing-masing, tinggal kitanya yang harus pandai menimbang-nimbang.

Written by Rizal

Hanya seorang lulusan IT yang nyasar ke dunia tulis menulis. Pengalamannya sudah tiga tahun sejak tulisan pertama dimuat di dunia jurnalisme online. Harapannya bisa membuat tulisan yang super kece, bisa diterima siapa pun, dan juga membawa influence yang baik.

Contact me on my Facebook account!

Leave a Reply

Kolonel Infanteri Agus Hernoto, Sang Legenda Kopasus yang Tak Gentar Meski Disiksa Musuh

7 Pembunuh Berantai Wanita Paling Brutal yang Tak Segan Mencincang Korbannya