in

Jack The Ripper, Pembunuh Berantai Peneror London yang Tak Pernah Diketahui Identitasnya

Ilustrasi [Image Source]

Jack the Ripper adalah nama yang disematkan pada seorang pembunuh bayaran yang tidak dikenali sosoknya hingga saat ini, yang pernah meneror wilayah Whitechapel, East End, London pada tahun 1888. Sasaran dari pembunuh keji ini adalah para wanita yang berkecimpung di dunia prostitusi.

Siapa sebenarnya Jack the Ripper ini masih menjadi tanda tanya besar hingga saat ini. Namun yang jelas, ia punya cara dan metode yang mengerikan untuk menghabisi nyawa para korbannya.

Pembunuh yang Mengaku Lewat Surat

Nama Jack the Ripper diambil dari sebuah surat yang ditulis oleh seseorang yang mengaku sebagai pembunuh yang sedang banyak dibicarakan oleh media tersebut. Ia menjelaskan bagaimana ia membunuh para wanita tersebut dan berencana mengiris telinga korbannya.

Jack the Ripper [Image Source]
Jack the Ripper [Image Source]
Awalnya surat tersebut hanyalah dianggap sebagai hoax belaka. Tapi tiga tahun kemudian, Jack the Ripper melakukan pembunuhan ganda dan mengiris salah satu telinga korbannya. Meski tidak yakin, polisi akhirnya percaya bahwa surat tersebut ditulis tidak lain oleh si pembunuh sendiri.

Selanjutnya surat lain muncul dan dikirimkan dan menceritakan bagaimana ia tidak sempat memotong telinga korbannya serta menyebutkan tentang pembunuhan malam sebelumnya yang bahkan masih belum terbit di surat kabar. Bersama surat ini, datang juga sebuah kotak yang dikirimkan kepada pihak keamanan Whitechapel. Ngerinya lagi, kotak tersebut ternyata berisi sebuah ginjal yang diawetkan dalam anggur. Ginjal tersebut ternyata cocok dengan salah satu korban pembunuhan yang diambil ginjalnya.

Teror Dimulai Sejak Austus – November 1888

Sasaran Jack the Ripper adalah para pelacur mabuk dan miskin yang berkeliaran di jalanan gelap Whitechapel yang ramai. Pembunuhan pertama terjadi pada 31 Agustus 1888 dengan korban Mary Ann Nichols. Ia terakhir kali terlihat berdiri di sudut jalan Osborne sekitar pukul 2:30 dini hari. Sekitar 1 jam kemudian, tubuhnya telah ditemukan tidak bernyawa tidak jauh dari tempat ia terakhir terlihat.

Ilustrasi [Image Source]
Ilustrasi [Image Source]
Kematiannya segera disusul oleh korban kedua Ripper pada 8 September yaitu Annie Chapman. Ia juga dibunuh dengan brutal. Tidak ada satu petunjuk pun yang tertinggal di lokasi kejadian yang bisa menjadi petunjuk siapa dalang di balik teror mengerikan ini. Tiga minggu kemudian, muncul korban selanjutnya yaitu 2 orang wanita yang ia bunuh pada 31 September.

Wanita pertama adalah Elizabeth Stride. Polisi percaya bahwa ia belum sempat memutilasi tubuhnya. Setelah ia kabur dari lokasi kejahatan, ia langsung membunuh Catherine Eddowes. Satu bulan kemudian, pada 9 November 1888, ia membunuh Mary Jane Kelly, satu-satunya korban yang dibunuh di rumahnya sendiri.

Tidak Sekedar Dibunuh, Tapi Dimutilasi!

Semua korban, kecuali Elizabeth Stride, tidak hanya dibunuh begitu saja, tubuh mereka dibuka dengan organ yang diambil dan dicecerkan di sekitar tubuh mereka. Keganasan kejahatan inilah yang membuat masyarakat London benar-benar shock dan terkejut. Bahkan bagi para polisi dan dokter yang paling tangguh sekalipun.

Ilustrasi Jack The Ripper [Image Source]
Ilustrasi Jack The Ripper [Image Source]
Meski lima orang korban ini adalah yang dianggap resmi, bisa jadi ada lebih banyak korban lain di wilayah tersebut yang sebenarnya juga dilakukan oleh Jack the Ripper. Akibat pembunuhan mengerikan ini, masyarakat London terutama Whitechapel dilanda kepanikan sampai terjadi kerusuhan, apalagi karena tidak adanya tersangka yang berhasil ditangkap.

Beberapa Tersangka yang Diduga Terlibat

Beberapa tersangka dicurigai terlibat atau menjadi dalang dari pembunuhan ini. Aaron Kosminski, seorang pria Polandia yang sempat tinggal di Whitechapel pada waktu kejadian dikenal sebagai sosok yang sangat membeci wanita terutama pelacur. Meski sempat dijadikan tersangka utama, ia dianggap tidak waras dan dimasukkan ke dalam rumah sakit jiwa pada tahun 1891.

Aaron Kominski [Image Source]
Aaron Kominski [Image Source]
Satu-satunya bukti yang menghubungkan dia dengan pembunuhan hanyalah seorang saksi yang mengaku melihat Ripper dan menyebutkan sebagai Kozminski. Tapi sebagai sesame Yahudi, ia menolah bersaksi melawan Aaron.
James Maybreak menjadi tersangka ketika sebuah diary ditemukan di bawah lantai kayu di bekas rumahnya di Liverpool. Dalam diary tersebut, terdapat catatan detail tentang pembunuhan tersebut. Meski cukup meyakinkan, para ahli tidak yakin tentang keaslian diary tersebut.

Teori Kontroversi Keterlibatan Kerajaan

Konspirasi keluarga kerajaan adalah yang paling kontroversial dalam kasus ini. Menurut teori, cucuk ratu Victoria, Pangeran Albert Victor adalah seorang pelanggan yang sering datang ke rumah bordil di East End. Muncul kabar bahwa salah satu dari mereka hamil anak dari pangeran dan berusaha memeras keluarga kerajaan.

Pangeran Albert Victor [Image Source]
Pangeran Albert Victor [Image Source]
Untuk mencegah skandal keluarga kerajaan, salah satu dokter ratu ditugaskan untuk mencari siapakah pelacur yang tengah hamil tersebut. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya hanyalah dengan membedah perut mereka dan mengambil bukti apapun tentang adanya janin yang belum lahir. Jadi hal ini bisa menjelaskan tentang metode yang begitu mengerikan tersebut.

Mary Jane Kelly dipercaya tengah hamil saat ia dibunuh, namun setelah dimutilasi, akan sulit membuktikan hal tersebut. Apa yang mendukung teori hanyalah bahwa pembunuhan berantai tersebut berhenti setelah Mary Jane tewas.

Masih Ada Banyak Tersangka Lainnya, Tapi Tidak Ada yang Terbukti Melakukan Kejahatan Tersebut

Selama bertahun-tahun ada banyak puluhan tersangka lainnya. Mulai dari seorang wanita yang disebut Jill the Ripper, sampai dugaan bahwa surat kabarlah yang melakukan pembunuhan tersebut demi meningkatkan penjualan.

Ripper [Image Source]
Ripper [Image Source]
Pada tahun 2014, hasil tes DNA mengatakan bahwa Aaron Kosminski, seorang pria Polandia yang tinggal di Whitechapel adalah pelakunya. Tapi tidak ada keterangan resmi yang disampaikan. DNA tersebut diambil dari syal yang ditemukan pada korban Catherine Eddowes. Meski para ahli mengatakan bahwa tidak mungkin syal tersebut adalah milik Catherine, tapi kemungkinan hal ini hanyalah cara pemilik syal tersebut untuk mempromosikan bukunya yang menceritakan tentang Jack the Ripper.

Siapapun Jack the Ripper itu, sepertinya mereka memang memiliki motif tersendiri. Jika dilihat dari bagaimana cara mereka melakukan pembunuhan tersebut, ada sesuatu di balik pembunuhan ini yang lebih dari sekadar rangkaian pembunuhan brutal. Bagaimanapun itu, identitas Jack the Ripper sepertinya belum akan terungkap untuk waktu yang sangat lama.

Written by Tetalogi

Leave a Reply

South Kordofan, Wilayah Perbatasan Paling Mematikan di Mana Nyawa Manusia Tidak Ada Harganya

Ternyata Seperti Ini Santapan Raja-Raja di Zaman Majapahit Dulu