in

5 Jurus Anti Miskin Untuk Mahasiswa Dalam Perjuangan Skripsi

Sudah bukan lagi rahasia kalau skripsi itu momok bagi para mahasiswa. Belum lagi melihat revisian yang dicoret-coret dosen pembimbing, hati ini serasa ikut dicoret-coret juga. Ya, memang itulah perjuangan untuk mendapatkan gelar sarjana. Banyak sekali suka dan dukanya.

Oh ya, bagi kamu yang masih dalam proses mengerjakan skripsi ini, pasti kesel banget kan kalau tiap revisian harus keluar banyak uang. Di pikiran sih kayaknya sudah benar, namun kadang dosen malah berkata lain. Akhirnya harus keluar duit untuk ngeprint ulang. Berikut adalah beberapa cara agar kamu tidak keluar banyak uang saat menjalani skripsi ini.

Buat revisian, beli kertas murah

Revisi [image source]
Kamu pasti tahu kalau kertas skripsi itu harus kertas A4 yang 80 gram. Jadi kalau hanya buat sekedar revisian sih mending pakai yang 70 gram. Harganya beda jauh, apalagi merek satu dengan yang lain. Ingat, jangan pernah gunakan kertas di rental. Pasti harganya sangat jauh ketimbang kamu beli kertas di toko fotocopyan atau penjual alat tulis. Dan satu lagi masalah kertas ini, beli yang satu rim ya, jangan beli eceran. Harga kertas yang eceran juga sudah dinaikkan oleh penjualnya.

Pintar saat ngeprint di warnet atau rental komputer

Bawa kertas sendiri [image source]
Bagi kamu yang mungkin ngekos dan tidak punya printer sendiri, satu-satunya jalan adalah pergi ke warnet atau rental komputer. Kalau yang satu ini, kamu harus lihai dalam mengakalinya. Pertama, sebaiknya kamu pilih yang harga print perlembarnya paling murah. Karena warnet satu dan lainnya itu kadang beda harganya. Meskipun kecil sih, tapi kalau dijumlah misal sampai 150 halaman ya jadi mahal juga. Selanjutnya pakai saja kertas sendiri, mending kamu beli di toko. Jadi kamu tidak perlu repot-repot menggunakan kertas di warnet.

Kalau kamu punya printer, beli tinta yang murah

 

Print warnet [image source]
Banyak sekali merek dari tinta printer yang bisa dibeli, kalau cuma buat revisian sih beli yang murah-murah saja. Toh nanti juga bakal dikembalikan ke kamu revisiannya. Baru kalau misal skripsi kamu sudah di ACC, pakai tinta yang mahal biar hasil printnya nggak ecek-ecek. Tujuannya tentu biar skripsi tetap mulus meskipun sudah bertahun-tahun.

Minimkan biaya angket dan kuisioner

Kuisioner [image source]
Biasanya sih untuk masalah ini kita terlalu berlebihan, maksudnya kita sering ngeprint lebih buat berjaga-jaga. Itu sebenarnya tidak perlu, cukup jumlah pas saja. Dari pada kamu keluar duit banyak buat sesuatu yang tidak perlu. Selain itu tidak perlu di print dengan kertas yang bagus-bagus, pakai yang biasa saja. Toh itu cuma angket sama kuisioner, yang kamu butuhkan cuma hasil dari penelitianmu itu kan. Jadi kamu harus berhemat dalam bikin skripsi ini, karena bakal masih banyak pengeluaran lagi nantinya.

Jual kertas hasil revisian

Hasil revisian [image source]
Serius, pasti banyak banget itu bekas revisian, kenapa tidak kamu jual saja? Toh yang dibutuhkan dosen cuma skripsi kamu, bukan revisiannya. Kan dari pada kertas kamu tidak berguna mending kamu jual saja biar dapat untung. Jual saja ke tukang-tukang loak begitu, pasti laku. Memang sih tidak akan balik modal, paling tidak kan bisa mengisi kantong dompet kosong akibat bikin skripsi. Sudah tidak berguna lagi kan kertas-kertas itu, tapi misal kalau mau kamu simpan sebagai kenang-kenangan perjuangan skripsi sih ya monggo.

Namanya juga mahasiswa, uang pas-pasan dan tiap akhir bulan deg-degan tunggu transferan. Jadi sebaiknya kamu akali saja pengeluaranmu dalam menghadapi skripsi ini, ketimbang tiap hari harus makan mie instan akibat banyak pengeluaran. Alih-alih jadi sarjana malah berujung gangguan lambung gara-gara kebanyakan MSG.

Written by Arief

Seng penting yakin.....

Leave a Reply

Inilah Para Preman Insaf Indonesia, Dulu Ditakuti dan Sekarang Dicintai

8 Hal Mencengangkan Ini Bisa Dilakukan dengan Uang Sejumlah Harga iPhone7 Plus