in

3 Alasan Ini Hanya Dipahami Pria yang Memilih Bertahan Meski Hubungan Cintanya Bagaikan Neraka

Setiap hubungan akan selalu ada akhir. Entah bersama berdua sampai akhir hayat, atau harus putus di tengah jalan. Meski begitu, terkadang ada juga beberapa orang pria yang memilih untuk tetap menjalani suatu hubungan meskipun sebenarnya sudah tidak merasa bahagia lagi.

Tentu saja berusaha mempertahankan suatu hubungan adalah hal yang baik. Namun jika masalah yang mendasar sudah tidak bisa diatasi, mempertahankan hubungan malah akan menyakiti diri sendiri juga pasangannya. Berikut ini beberapa alasan mengapa pria lebih memilih untuk bertahan di hubungan yang sudah tidak bahagia.

1. Pria takut telah menyia-nyiakan terlalu banyak waktu

Sebenarnya, adalah hal yang menyebalkan ketika mendengar seseorang berkata bahwa hubungannya di masa lalu adalah hal yang sia-sia atau buang-buang waktu. Hal inilah yang membuat pria bertahan meski sebenarnya sudah tidak lagi merasa bahagia dengan hubungannya. Padahal seandainya mau berhenti sejenak dan menoleh ke belakang saat masih bersama, ia bisa mempelajari apa yang terjadi di masa lalu.

alone
Ketakutan yang hanya dipahami seorang pria [Image Source]
Dengan berintroskpeksi dari hubungan di masa lalu, ia sebenarnya berkembang menjadi seseorang yang lebih baik lagi dari sebelumnya. Tidak peduli seberapa singkat atau lama hubungannya sebelumnya, pengalaman tersebut bisa menjadi pedoman untuk menemukan seseorang yang tepat.

2. Pria berpikir mereka bisa memperbaiki hubungan tersebut

Dalam perjalanan sebuah hubungan, pasti akan mengalami suatu masalah. Namun, ada perbedaan besar antara masa sulit dan masalah mendasar yang tidak bisa diperbaiki. Bergantung erat pada sesuatu yang telah hilang hanya akan menimbulkan kebencian yang lebih jauh.

young-couple-fighting-in-public
Maih ada harapan ingin memperbaiki [Image Source]
Putus hubungan bisa mengaktifkan bagian otak yang sama saat seseorang merasakan sakit secara fisik, jadi terkadang hal itu membuat mereka menjadi mudah terjebak di rasa sakit. Dengan memahami bahwa akan ada rasa kehilangan akibat jatuhnya kadar dopamine di otak dan akan adanya gejolak emosi, maka seseorang tetap bisa tenang meski sebenarnya sedang begitu sedih. Asalkan juga jangan diikuti dengan terus stalking di media sosial si mantan.

3. Pria terus merasa harus menjaga emosinya

Para wanita umumnya memang tidak bermasalah dengan membuka dirinya ke teman dan keluarga saat mengalami masalah dan menjadi emosional. Namun, pria biasanya akan bersikap biasa saja saat berada di sekitar teman-temannya.

sad-alone-sitting-
Pria menyimpan perasaannya sendirian [Image Source]
Di masa-masa seperti ini, pria biasanya akan menunjukkan bahwa mereka tidak terpengaruh dan mungkin bahkan akan menyibukkan diri dengan hal lain. Namun mantan kekasih si pria biasanya juga adalah satu-satunya orang dalam hidupnya yang membuatnya merasa nyaman untuk menceritakan segala hal. Jadi ketika merasa terancam kehilangan hal tersebut, si pria akan kehilangan kenyamanan dan hal ini bisa benar-benar menyakitinya.

Jika memang sebuah hubungan memang sudah benar-benar tidak dipertahakan karena masalah yang sangat besar dan membuat kedua pasangan merasa tidak nyaman, mengapa masih saja dipertahankan? Kedua belah pihak berhak merasakan kebahagiaan, jadi jika setelah dibicarakan baik-baik ternyata tidak ada jalan keluar, maka mungkin jalan keluar terbaik adalah pisah dengan baik-baik.

Awalnya memang akan terasa menyakitkan, namun seorang pria juga boleh dan bisa menumpahkan perasaan sedihnya ke teman-teman terdekatnya. Seorang pria juga boleh merasa sedih, sakit hati, atau emosional. Justru dengan menumpahkan kesedihan dengan membuka diri dan berbicara dengan seorang teman, seseorang bisa sembuh dari rasa sakit ini dengan lebih cepat.

Written by Tetalogi

Leave a Reply

fiCewSmart

5 Hal yang Membuat Cewek ‘Smart’ Itu Susah Ditaklukan

6 Hal Mencengangkan ini Akan Terjadi Jika Uang Tak Pernah Tercipta