in

Blusukan ke Aeng Tong Tong, Desa Pengrajin Keris Terbesar Asia Tenggara yang Ada di Madura

keris aeng tong tong [image source]

Barangkali sebagian besar dari kita masih menganggap bahwa kawasan Yogyakarta dan Jawa Tengah lah yang menjadi sentra dari keris. Namun, pusat dari keris yang ada di Indonesia justru berada di Sumenep, Madura. Di sebuah desa bernama Aeng Tong Tong lah keberadaan keris-keris dari Indonesia bertahan dan terkenal hingga ke seluruh penjuru dunia.

Kalau kamu berada di kawasan Madura atau Surabaya dan ingin memperoleh sesuatu yang unik, datanglah ke Aeng Tong Tong. Di desa ini kamu akan menemukan pemandangan unik di mana hampir semua pria di desa bekerja sebagai pembuat keris. Anyway, yuk blusukan sejenak ke Aeng Tong Tong.

Warisan Kerajaan Sumenep yang Terus Bertahan

Keberadaan keris di Sumenep sudah ada sejak zaman Kerajaan Sumenep berdiri. Dahulu kala kawasan Aeng Tong Tong digunakan sebagai tempat belajar para raja-raja. Semua keturunan dari raja akan diajari banyak hal oleh Pangeran Bukabu. Beliau mengajari banyak hal mulai dari hal-hal bersifat keagamaan, kerajaan, hingga seni yang secara khusus merujuk pada pembuatan keris.

Empu Keris [image source]
Empu Keris [image source]
Seiring berkembangnya waktu, pembuatan keris di kawasan ini terus berlanjut. Bahkan di zaman Belanda dan Jepang menjajah, semua orang tetap membuat keris sebagai bagian dari tradisi yang tidak bisa dipisahkan lagi. Di era modern seperti sekarang, pembuatan keris di Aeng Tong Tong tetap dilakukan, bahkan pembuat keris terus tumbuh seiring dengan banyaknya permintaan.

Kawasan Keris Terbesar di Asia Tenggara

Saat ini jumlah pengrajin keris atau sering disebut dengan Empu di Aeng Tong Tong berjumlah 544. Jumlah ini adalah yang terbanyak di kawasan Asia Tenggara. Di kawasan Yogyakarta saja, jumlah pengrajin keris hanya berkisah 10-15 orang saja padahal saat ini kebudayaan Jawa masih ada bahkan Keraton masih eksis dan diperintah oleh Sultan.

kawasan keris terbesar [image source]
kawasan keris terbesar [image source]
Saking banyaknya pembuat keris di sini, Aeng Tong Tong sampai diresmikan sebagai kota keris. Keberadaan pengrajin yang banyak serta karya mereka yang mendunia membuat Aeng Tong Tong berhak menyandang gelar hebat itu. Keputusan ini diambil karena di Indonesia atau pun Asia Tenggara yang masih serumpun tidak ada kota yang menghasilkan keris sebanyak ini.

Diminati oleh Banyak Kolektor

Sejak zaman kolonial Belanda, keris-keris yang ada di Aeng Tong Tong sudah diminati oleh banyak orang. Para petinggi dari Belanda biasanya pulang dengan membawa keris sebagai oleh-oleh atau sebagai tanda kehebatan mereka. Tak pelak, bangsa Eropa mulai tertarik dan mencari keris itu ke Indonesia sebagai koleksi yang sangat unik dan bernilai seni tinggi.

diminati kolektor [image source]
diminati kolektor [image source]
Di era modern seperti sekarang, keris dari Aeng Tong Tong sangat diminati oleh kolektor dari negara-negara dar ASEAN. Ekspor barang ini terus melonjak setiap tahunnya. Para kolektor mau terus membeli keris dari daerah ini karena motifnya selalu unik dan kadang memiliki manfaat mistis lain yang susah dijelaskan dengan logika.

Sebagai Identitas Budaya dan Komoditas Menguntungkan

Tidak bisa dimungkiri lagi kalau keris adalah salah satu identitas budaya Indonesia yang sangat penting. Bahkan, pada setiap pembuatan keris selalu saja ada ritual-ritual khusus yang tetap diterapkan hingga sekarang. Di setiap lekuk keris selalu ada filosofi di dalamnya sehingga satu bilah keris selalu memiliki cerita di dalamnya.

identitas [image source]
identitas [image source]
Di era modern seperti sekarang, keris tidak lagi digunakan sebagai barang seni yang berkelas. Seiring banyaknya peminat keris dari banyak daerah, benda ini jadi komoditas unggulan. Pembuatan keris juga digunakan sebagai jalan lain untuk mendapatkan uang yang banyak sembari melestarikan budaya asli Indonesia yang sudah diakui oleh UNESCO ini.

Inilah ulasan singkat tentang kawasan Aeng Tong Tong yang merupakan desa pengrajin keris terbesar di Asia Tenggara. Yuk, pergi ke sana dan melihat langsung seorang Empu membuat keris.

Written by Adi Nugroho

Leave a Reply

Serius! Harga Rokok Rp. 50 Ribu Bakal Jadi Bencana Besar Bagi Indonesia, Ini Alasannya

Mengenang Kehebatan Jung Jawa, Kapal Penguasa Perdagangan Dunia yang Dilupakan Indonesia